KAJIAN SEMIOTIKA PADA KUMPULAN CERPEN SEKUNTUM MAWAR DI DEPAN PINTU KARYA M. ARMAN A.Z.

Objek Kajian Seni Rupa dan Desain: Kumpulan cerpen sekuntum mawar di depan pintu karya M. Arman A.Z.


Pendekatan:  Semiotika

Analisis: kualitatif yang bersifat deskriptif

Teori: Semiotika Charles Sanders Peirce

Kesimpulan:

Penelitian tersebut menggunakan teori semiotika Charles Sanders Peirce, menurutnya semiotika adalah sebagai bidang ilmu yang mengkaji hubungan diantara tanda, obej, dan makna.

Apa yang menurutmu bisa diteliti dari jurnal tersebut:

Dari penelitan tersebut dapat diketahui bahwa ketiga tanda semiotika hampir terdapat dalam kedua belas cerpen yang ada dalam kumpulan cerpen tersebut. Ketiga tanda semiotika tersebut meliputi:

1.  Ikon adalah tanda yang oaling mudah dipahami karena kemiripannya dengan sesuatu yang diwakili. Karena itu, ikon sering juga disebut gambar dari wujud yang diwakilinya.

2.  Indeks adalah tanda yang mengandung hubungan kasual dengan apa yang ditandakan.

3   Simbol adalah tanda yang memiliki hubungan makna dengan yang ditandakan arbitrer, sesuai dengan konvensi suatu lingkungan sosial tertentu.

 

KARIKATUR POLITIK DALAM MEDIA CETAK HARIAN RAKYAT SULSEL: KAJIAN SEMIOTIK

Objek Kajian Seni Rupa dan Desain: Karikatur politik dalam media cetak harian rakyat Sulsel


Pendekatan:  Semiotika

Analisis: Deskriptif, kualitatif

Teori: Semiotika Charles Sanders Peirce

Kesimpulan:

Penelitian tersebut menggunakan teori semiotika Charles Sanders Peirce, menurutnya semiotika adalah sebagai bidang ilmu yang mengkaji hubungan diantara tanda, objek, dan makna. Karikatur merupakan hasil renungan karikaturis dengan melihat persoalan di lapangan. Dapat dikatakan bahwa karikatur adalah pernyataan dalam bentuk fakta dan opini, dikatakan fakta karena menyampaikan sebuah insiden yang ada hubungannya dengan permsyarakatan atau kepemerintahan. Sebaliknya dikatakan bersifat opini karena terkadang berita yang termuat di media cetak adalah sebuah argumentasi yang minimbulkan provokatif, yang pada dasarnya menimbulkan respon dari kelompok masyarakat tertentu. Terbitnya karikatur dalam media cetak merupakan sebuah karya seni dan karya seni identik dengan keindahan atau keunikan. Tetapi Nampak sebagai permasalah bagi msyarakat linguistic, dipandaang sebagai suatu masalah yang harus dipecahkan dengan jalan menjadikannya sebagai sebuah objek penelitian.

Apa yang menurutmu bisa diteliti dari jurnal tersebut:

1.  Kode verbal dan kode visual, dalam sebuah karikatur terdapat makna tertentu. Kita dapat memahaminya dengan cara menyelidiki objek tentang penandaan yang dimaksudkan dalam jurnal ini adalah tanda visual, sedangkan pada tataran tanda verbal karikatur yang dapat ditemukan melalui penggunaan frasa, pesan, atau slogan akan dikaji sebagai pendukung teks verbal.

2.  Dalam sebuah karikatur terdapat ikon visual seperti ikon pejabat, ikon masyrakat, ikon mobil dan lain sebagainya,

3.   Pemerolehan makna ditinjau dari pesan ikonik terkodekan dan pesan ikonik tanpa kode. Pesan tersebut didapatkan dalam gambar berserta teks yang  terdapat dalam karikatur. Kode tersebut muncul akibat adanya penggambaran yang ingin ditonjolkan, dan pesan ikonik tanpa kode ialah pesan pertama atau dengan kata lain makna dasar\umum yang didaptkan pembaca saat menyimak isi karikatur.


SISTEM SIMBOL DALAM UPACARA ADAT TORAJA RAMBU SOLO: KAJIAN SEMIOTIK

Objek Kajian Seni Rupa dan Desain: Sistem symbol dalam upacara adat Toroja rambu solo


Pendekatan:  Semiotika

Analisis: Kualitatif

Teori: Semiotika Ferdinand de Saussure

Kesimpulan:

Penelitian tersebut menggunakan teori semiotika Ferdinand de Saussure, menurutnya semiotika adalah bidang ilmu yang mengkaji tentang peran tanda sebagai bagian dari kehidupan sosial . Prosesi upacara adat Toraja rambu solo adalah sebuah upacara pemakaman secara adat yang mewajibkan keluarga almarhum membuat sebuah pesta sebagai tanda penghormatan terakhir pada orang yang telah meninggal dunia.

Apa yang menurutmu bisa diteliti dari jurnal tersebut:

1.   Dalam ritual rambu solo terdapat simbol-simbol sebagai pelengkap ritual yaitu simbol verbal dan non verbal

2.  Simbol verbal dalam rambu solo berupa doa-doa yang dipersembahkan kepada leluhur, Puang Matua dan Deata berdasarkan kepercayaan masyarakat Toraja pada Aluk To Dolo hingga saat ini. Simbol nonverbal dalam rambu solo merupakan syarat wajib yang harus dipenuhi menjadi pelengkap dalam prosesi ritual, sebagai wujud budaya yang harus dilestarikan dengan penuh kesadaran, pemahaman, dan penghayatan yang tinggi yang bertujuan sebagai pemersatu keluarga, sebagai tempat membagi warisan, sebagai tempat menyatakan martabat, sebagai tempat bergotong royong dan tanggung jawab, sebagai wadah pengembangan seni, wadah.

Komentar